Bumi yang Berputar Miring
Kita sering mendengar perumpamaan bahwa bumi berputar
seperti gasing. Ya, memeang benar bahwa bumi berputar pada porosnya, atau
berotasi. Namun, rotasi bumi tidaklah benar seperti gasing. Jika gasing
berputar tegak lurus terhadap tanah, maka bumi berputar dalam posisi miring
terhadap bidang orbitnya.
Bumi memang berputar dengan posisi miring. Jika diukur
tegak lurus dengan orbit, maka kemiringan bumi sebesar 23,5 derajat. Tapi,
kenapa mesti miring dengan 23,5 derajat?
Tentu saja, bukan tanpa tujuan jika Allah memiringkan
bumi dari orbitnya. Andai saja bumi benar-benar berputar seperti gasing, tegak
lurus terhadap bidang orbitnya, mungkin saja kehidupan bumi tak seindah
sekarang.
Bumi yang miring menyebabkan matahari secara bergantian
menyinari bumi bagian utara dan selatan. Jika dilihat dari bumi, matahari
seolah bergerak bergatian dari utara ke selatan selama setahun. Inilah gerak
semua matahari, yang menyebabkan terjadinya pergantian musim di bumi. Di
belahan utara dan selatan bumi akan terjadi 4 pergantiaan musim (panas, gugur,
dingin, semi), sedangkan di bagian ekuator mengalami dua musim saja (kemarau
dan hujan). Andai saja bumi tak miring, tentu pergantian musim tidak terjadi.
Angka 23,5 derajat juga telah diukur dengan tepat, dengan
kemiringan sebesar ini, sinar matahari mampu mencapai kutub-kutub bumi dengan
intesitas yang tepat. Sinar matahari akan menyinari kutub utara dan selatan
secara bergantian, tanpa melelehkan lapisan es diatasnya. Andai saja bumi lebih
miring, satu kutub akan mengalami musim panas yang mampu mencairkan es.
Sebaliknya, di kutub lainnya, akan terjadi musim dingin yang ekstrem.
Inilah bukti kasih sayang Allah, ar-Rahman dan
ar-Rahi,. Dengan ilmunya yang mahatinggi, Dia telah menciptakan bumi sebagai
tempat yang paling nyaman bagi manusia.
“sesunggguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal,” (QS. Ali Imran: 190)
Komentar
Posting Komentar